Sunday, March 06, 2011

Pengambilan dan Penggunaan Foto Tanpa Ijin untuk Iklan Komersial Media Cetak

Post dibawah ini adalah kejadian udah sebulan lebih yang lalu... karena kesibukan, ketunda terus postingnya... Tapi tetap berusaha di posting, sesuai janji saya kepada teman-teman dunia maya antero... agar dunia tau dan jadi pembelajaran berguna, dan semoga suatu saat nanti, impian banyak orang mengenai kejelasan hukum tentang hak cipta gambar bisa terwujud dari bukti-bukti kasus seperti ini.

Ya sodara-sodara... *ngelus dada*, ini benar-benar terjadi lagi... Dan sekali lagi, kisah ini juga akhirnya menggantung, dimana saya cuman bisa menunggu pengakuan dan permintaan maaf dari pihak yang mengambil gambar buat kepentingan komersil usahanya.
Sebenernya males mo cerita lagi runutan kejadiannya disini... Tapi ntar yang belum tau pada bingung dan bias.
Jadi begini, di suatu pagi hari Rabu, tanggal 26 Januari 2011, seorang teman komunitas menghubungi saya via sms. Isinya informasi mengenai pemuatan foto yang dikenalinya sebagai foto milik saya di iklan sebuah toko cupcake yang ada di Surabaya, di harian Jawa Pos tertanggal hari yang sama. Dia kemudian mengirimkan foto capture dari iklan tersebut. Bisa saya pastikan kepada dia, saya tidak pernah mengijinkan orang memakai gambar saya, apalagi dipakai untuk iklan.

Hasil capture pemuatan iklan di Jawa Pos, Rabu 26 Jan 2011, halaman 32

Gambar asli milik saya, terposting di blog ini tepatnya di sini

Ga lama-lama, langsung pagi itu juga saya masuk ke laman FBnya, meninggalkan pesan. Tidak hanya laman FB tertera dibawah, tapi juga orang-orang yang menurut saya terkait langsung dengan toko tersebut.
Pada jam buka toko, saya juga menghubungi ke nomor telepon toko tertera. Namun seperti bisa diduga, saya hanya bisa bicara terbatas pada staff yang mengangkat telepon, dengan alasan in charge person sedang "off" hari itu. Jadi saya tinggalkan identitas dan no telp kepada staff tersebut, dengan pesan saya menunggu respond atas komplain penggunaan foto saya yang sudah di kirim via email maupun inbox FB.
Menjelang siang baru respond itu masuk, dan bukan main rasanya mendidih darah saya waktu baca jawaban pertama mereka yang menyatakan foto yang mereka pake itu adalah karya dan milik mereka...
Satu kelemahan saya adalah memang foto itu, karena dibuat dan dipost 2 tahun lalu, waktu itu rasa2nya dunia maya masih cukup tentram dari maling-maling foto yang ga tau etika, yang dengan sembarang comot-comot foto karya orang lain, kemudian diaku jadi karyanya untuk kepentingan komersil atau bahkan di cetak jadi buku untuk dijual, sekali lagi, menjadi keuntungan pribadi.
Akhirnya saya respond kembali dengan lebih keras, dengan bukti link dll... Kenyataannya sampai beberapa kali berbalas respond, akhirnya saya tau, saya sedang "berbicara" dengan orang yang bukan pada posisinya harus berhadapan dengan saya. Akhirnya, menghentikan acara buang-buang waktu bersitegang dengan orang yang salah, saya cut aja koresponden penuh emosi dengan orang itu, dan saya tegaskan, saya menunggu respond langsung dari si owner.
Langsung setelah itu, saya menghubungi Jawa Pos, bagian Iklan, menyampaikan tentang iklan yang menggunakan foto curian itu, dari situ saya dapat info tentang agen iklan yang "nyetor" iklan itu ke JP. Telpon lah saya ke sana... terhubung dengan marketing yang melayani toko cupcake dibawah ini sebagai clientnya.
Dari pembicaraan dengan si marketing, menurut mereka, mereka yang mendesign iklan tersebut, bahkan dua foto lain selain foto saya yang dipakai di iklan itu, mereka yang melakukan pengambilan gambarnya. Dan foto lainnya, yang notabene foto milik saya, adalah foto yang diserahkan berupa file dalam CD yang diserahkan oleh owner toko cupcake ke marketing agen iklan tersebut. Pembicaraan saya tutup dengan ucapan terima kasih atas info dari mereka, dan tentu minta bantuan mereka, karena sebagai agen iklan mereka harusnya lebih tau mengenai hukum dan undang-undang hak cipta, jadi saya minta mereka bisa bantu untuk mencegah hal-hal seperti ini terjadi lagi kedepannya, baik dengan toko cupcake terkait maupun klien mereka lainnya.

Dalam kurun kurang lebih 8 jam sejak saya blow up masalah ini di FB dan komunitas saya, banyak tanggapan dan simpati dari teman-teman... Dan saya selalu mengagumi yang disebut power of network... tanpa kesulitan, saya dapatkan no kontak pribadi si owner toko cupcake. Dan besok pagi-pagi saya sms dia, menyampaikan saya menunggu respond dia. SMS dibalas, dengan kata-kata yang baik, sempat membuat saya simpati, dan optimis bahwa dia bisa diajak bicara baik-baik.

Dengan alasan sedang tidak di tempat, tidak tau menau mengenai kejadian ini, dan akan menelusuri dulu, dia minta waktu untuk merespond. OK saya tunggu...
Akhirnya malamnya si owner menelpon. Cukup aneh buat saya, karena perbincangan dengan dia terasa banyak yang ga masuk akal. Dan ternyata toh saya harus menghadapi kenyataan, MALING MANA MAU NGAKU!
Berbelit-belit sekali bicara dengan dia. Poin-poin pembicaraan dan sms terakhir saya dengan dia:
  1. Dia tidak tau menau mengenai penggunaan gambar tersebut... Loh, aneh ga? Saya sudah dapet info duluan dari agen iklan kamu. Terlepas dari siapa yang bicara jujur... kamu adalah owner dari toko yang iklannya di publish di media massa. Apakah tidak ada prosedur draft iklan harus memperoleh persetujuan kamu sebagai owner?
  2. Dia adalah orang sibuk, toko ini bukan main bussinesnya. Karena itu dia hire orang buat desain dan urus iklan ini. Dan menurut dia, orang itu yang harus tanggung jawab. Ya, Okelah kalo menurut dia begitu, tapi bukan berarti dia lepas tangan kan sebagai owner? Saya sih ga mau tau, saya dan publik taunya itu nama toko kamu yang ada di iklan. Dan kamu sebagai pemilik berarti punya tanggung jawab. Lagian gimana sih faktanya, kata agen iklan, mereka yang desain... Jadi ada ketidak cocokan informasi nih, gimana bisa percaya.
  3. Karena merasa bukan salah dia, dia tidak mau memenuhi permintaan saya untuk mempublish secara umum juga di media massa yang memuat iklannya permintaan maaf atas penggunaan foto yang bukan miliknya tersebut. Ini point yang paling menguras emosi saya. Awalnya secara naif saya berpikiran, mungkin jika pembicaraan dengan si owner ini berjalan baik biarpun hanya via telepon... saya akan menerima permintaan maaf pribadi dari dia, karena toh itu yang saya butuhkan. Tapi arogansinya benar-benar mengecewakan dan hanya menambah luka hati saya.
  4. Orang yang "disodorkan" kepada saya sebagai pelaku ini, menurutnya, dia sudah minta klarifikasi orang tersebut. Dan si orang ini, yang katanya "mengerti hukum, jadi akan bertanggung jawab penuh" Saya tekankan kepada dia, sudah cukup saya mengejar mereka dan saya tidak akan menghubungi orang ini, melainkan dia yang harus menghubungi saya sebagai bentuk tanggung jawabnya... Kenyataannya, sampai detik ini (Minggu, 06 Maret 2011, 18:37) saya tidak pernah dihubungi oleh siapapun dari toko cupcake dibawah dan orang sodorannya...
Kenapa saya berhenti dan diam saja? Saya berhenti mengejar mereka, ya... tapi saya tidak diam saja. Saya berhenti mengejar mereka, karena saya merasa mereka seharusnya sudah cukup jelas apa yang saya minta dari hasil perbuatan mereka. SATU PERMINTAAN MAAF yang tulus dan bukan karena paksaan.
Dua hari mengurus masalah ini, benar-benar berat buat saya. Emosi yang terkuras, waktu yang terbuang untuk korespondensi, bicara lewat telepon dengan owner pada waktu yang saya komitkan buat anak-anak, saat itu si kecil saya sedang rewel karena sakit, terpaksa saya tampis tangannya ketika dia menarik-narik baju saya minta untuk ditemani, karena saya perlu konsentrasi bicara. Energi saya pun yang sedang dalam kondisi ga fit sejak 4 bulan terakhir habis percuma rasanya.
So, I'm trying just stand back on my feet the next days... Kuasa doa itu memang luar biasa. Pagi hari ketiga saya bangun masih dengan emosi terombang-ambing, dan ketika saya selesai berdoa, rasanya damai sekali, dan hari itu bisa bekerja dengan konsentrasi.
Dukungan teman-teman juga bukan main membuat saya kuat dan berani. Banyak teman, bahkan yang baru saya kenal hari itu, memberi berbagai support, sungguh mengharukan. Ucapan terima kasih tidak pernah cukup rasanya... semoga Tuhan yang membalas.

Semoga cerita ini membuka pikiran, baik untuk toko cupcake di bawah, untuk yang berniat copas-copas dan menyalahgunakan gambar/foto karya orang lain. Semoga suatu saat impian saya untuk satu permintaan maaf terwujud, dan kejadian seperti ini tidak terulang lagi.